Disini tempat kumpulan Artikel-artikel menarik, yang insya Allah berManfaat !!!

Friday, June 16, 2006

Memancing Ikan di Tengah Daratan
(Republika Online, 8 Mei 2005)

Berdasar filosofi makan, bisnis resto dan katering dianggap memiliki potensi yang sukar padam. Menjadi pegawai sekaligus ibu rumahtangga, membuat Henny Trihandini merasa serba setengah-setegah. ''Saya rasanya berat melakoni keduanya secara maksimal, jadinya setengah-setengah,'' katanya. Karenanya, ia memutuskan berhenti bekerja sebagai pegawai negeri pada 1992. ''Bayangkan saat saya berangkat kerja pagi-pagi didalam batin saya muncul perasan dilematis, saya sebenarnya seorang istri dan ibu yang sebenarnya harus mengurus keperluan keluarga dan mengantar anak-anak sekolah, tapi itu tidak bisa saya lakukan karena harus berangkat kerja,'' tuturnya.

Sementara itu ia tak mungkin meninggalkan tanggungjawab pekerjaan. ''Kerjapun akhirnya tidak maksimal,'' imbuh Henny. Setelah berhenti bekerja ia berkomitmen untuk mencurahkan semua pikiran dan tenagannya bagi keluarga. Ternyata, karena telah terbiasa bekerja Henny lantas mencari kesibukan baru di antara waktu luangnya. Ia merasa waktu luangnya kini terasa lebih panjang dan ingin membuat kegiatan produkstif yang tak perlu meninggalkan keluarga.

''Sebenarnya awalnya saya tak terpikir untuk berbisnis,'' ujar Henny. Bermula tatkala hendak mencari tempat makan yang nyaman bagi keluarga di Depok, tapi tak ada yang sesuai baginya. Lantas muncullah ide untuk membuka usaha restoran keluarga. Pada 1993, Henny memberanikan diri membuka sebuah rumah makan di pusat kota Depok, Jalan arief Rahman Hakim dengan nama Diego's, diambil dari nama anak keduanya.

Restoran itu kemudian menjadi tujuan keluarga yang lumayan besar di Depok. Banyak pelangan yang menggunakan rumah makan ini untuk berbagai macam kegiatan dan pesta keluarga. ''Lalu saya punya ide lagi kenapa tidak sekalian bikin usaha katering,'' kata Henny. Pada 1994 ia mendirikan usaha katering, Andini Catering, dari nama anak sulungnya yang dikenal sebagai penyanyi muda, Andien. Usaha katering berkembang sampai sekarang, tapi tidak demikian dengan restoran yang terpaksa ditutup pada 1995. ''Saya baru kembali membuka usaha restoran pada tahun 1997, restoran itu bernama Pondok Ikan Gurame di Kebon Sirih, Jakarta Pusat,'' ujar Henny yang sebenarnya cukup trauma dengan usaha restoran.

Dari kegagalan yang ada Henny belajar untuk mengembangkan restoran Pondok Ikan Gurame lebih baik dan hati-hati. Dalam waktu tak lama restoran barunya pun digemari masyarakat. Pelangan yang datang kebanyakan orang-orang kantoran. Lama kelamaan nama Pondok Ikan Gurame pun menjadi ikon yang cukup dikenal. Setahun kemudian, pada 1998, Pondok Ikan Gurame membuka outlet di Pasaraya Manggarai disusul pada 1999 di Pasaraya Blok M dan Ciputat. Selanjutnya, pada 2000, buka di Depok.

Saat memutuskan membuka Pondok Ikan Gurame di Depok, Henny mengungkapkan, tak sedikit yang pesimis. ''Banyak teman-teman saya menganggap prospeknya tidak bagus karena terletak di daerah yang cukup sepi, yaitu di Jalan KSU, Kota Kembang, Depok. Tapi, saya tidak hiraukan karena saya mempunyai pemikiran kedepan dan keyakinan bahwa bisnis makanan akan diburu orang kalau menu yang disajikan memang enak, selain konsep tempat yang unik dan nyaman sekalipun tempat itu jauh untuk dijangkau,'' jelas Henny.

Ia menawarkan juga menu ikan-ikan segar yang dipilih sendiri oleh pembeli lalu dimasak, Menurutnya, dalam berbisnis harus terus mempunyai ide baru yang dibungkus konsep yang kuat. ''Konsep menu sehat dan segar itu tak semata-mata berorientasi bisnis, tapi ada misi mengajak masyarakat luas untuk hidup sehat. Makan ikan itu relatif sehat, rendah kolesterol, tinggi protein,'' kata Henny. Menu makanan di Pondok Ikan Gurame ini diklaim Henny sebagai menu makanan nusantara. Hal itu tidak lain karena makanan yang disajikan terdiri dari beragam makanan dari daerah-daerah seluruh Indonesia. ''Ada Pecel Lele, Ikan Rica-rica Menado, Sup uah Asam, Riau, Nasi Timbel Sunda, dll,'' jelas Henny.

Filosofi makan
Henny memulai bisnis dengan modal awal Rp 50 juta. Kini ia memiliki sekitar 200 karyawan di lima outlet dengan omset kurang lebih Rp 100 juta per bulan. ''Alasan berbisnis makanan ini berangkat dari filosofi sederhana bahwa orang hidup itu perlu makan dari mulai dilahirkan sampai ajal menjemput. Tapi, tentunya makanan yang sehat,'' ujarnya.

Persaingan dan fluktuasi harga diakui Henny sebagai tantangan terbesar bisnisnya. ''Tapi, alhamdulillah bisnis makanan relatif tahan badai, terutama saat krisis moneter berlangsung,'' terangnya. Henny mengungkapkan, semuanya dapat dilaluinya dengan kuat berkat dukungan suami dan ketiga anaknya. ''Merekalah yang memotivasi saya sehingga saya mendapat kepuasan batin dan dapat membantu keuangan keluarga,'' katanya. Cita-cita Henny memiliki kegiatan tanpa harus terikat dengan jam kerja dan tetap dapat mengurus keluarga pun tercapai. ''Saya sekarang bisa kerja sambil mengantar anak sekolah atau membawa anak-anak ke tempat kerja saya. Sambil bekerja saya bisa berdiskusi mengenai segala sesuatu hal termasuk soal perkembangan bisnis ini dengan keluarga,'' sambungnya.

Henny pun kini melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka Warung Pasar Ikan di Jalan Akses UI, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Usaha ini sedikit berbeda dengan restorannya. Menu utama yang ditawarkan adalah segala macam jenis ikan laut. ''Pelangan dapat memilih ikan-ikan laut yang segar kami hanya menyiapkan bumbu selanjutnya pelangan juga memilih cara memasaknya, dibakar, direbus atau digoreng,'' jelasnya. Konsep produknya mirip dengan tempat-tempat makan di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara. ''Daripada harus jauh-jauh makan ikan laut segar ke Muara Angke, kenapa tidak saya hadirkan saja disini,'' ujar Henny. Ia pun menggotong motto untuk usaha barunya, sehat, segar, dan dekat. Jadi, untuk makan ikan tak harus mendekati laut.

Nama: Henny Trihandini
Tempat Tanggal Lahir:12 Juli 1957
Pendidikan: S1 ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Nama suami: Didiek Haryadi
Nama anak: Andini Aisya Haryadi (Andien), Muhammad Diego Januar (Diego) dan Dias Khadijah Kinanti (Dias).
Bisnis: resto dan kateringMerek Dagang: Andini Catering, Pondok Ikan Gurame, dan Warung Pasar Ikan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home